• [Ahlussunnah wal jamaah] />

    Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu tentang perpecahan ummat, Nabi Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda : وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ فِي رِوَايَةٍ : مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي “Sesunggunya agama (ummat) ini akan terpecah menjadi 73 (kelompok), 72 di (ancam masuk ke) dalam Neraka dan satu yang didalam Surga, dia adalah Al-Jama’ah”. (HR. Ahmad dan Abu Daud dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dan juga mirip dengannya dari hadits Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu) ... more »

  • [Mesjid Terindah di Dunia] />

    Al-Masjid Al-Haram (المسجد ال�*رام ) merupakan masjid terbesar di dunia. Terletak di kota Mekkah, ia seputar Kaaba, tempat yang muslim sambil menoleh ke arah yang menawarkan harian doa dan dianggap tempat yang holiest di Bumi oleh umat Islam. Masjid ini juga dikenal sebagai Grand Mosque. ... more »

  • more »

  • more »

  • more »

  • more »

  • more »
  • more »

  • more »

  • more »

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 30 Desember 2012

HAKIKAT HIDUP SUKSES

 Khutbat Jum'at
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ 
اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Jama’ah Jum’at yang diRahmati Allah,
MaRilah kita selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan iman dan taqwa itu, manusia akan meRaih kesuksesan yang sebenaRnya dalam kehidupan. Baik kehidupan di dunia sekaRang ini, atau diakhiRat nanti. KaRena seluRuh manusia yang hidup di dunia ini akan menuju kepada akhiR yang sama, yaitu menuju kematian. Allah beRfiRman:

ARtinya, “Tiap-tiap yang beRjiwa akan meRasakan mati. Dan sesungguhnya pada haRi kiamat sajalah akan disempuRnakan balasanmu. BaRangsiapa dijauhkan daRi neRaka dan dimasukkan ke dalam suRga, maka sungguh ia telah beRuntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang mempeRdayakan.” (QS. Ali ImRan/3 : 185)

Ayat Allah yang mulia ini, dengan tegas membeRitakan bahwa tiap-tiap yang beRjiwa akan meRasakan mati. Setiap ORang, teRmasuk kita, akan meRasakan kematian. Baik ORang itu kaya atau miskin, beRpangkat atau tidak; beRani atau takut, semua akanmati, walaupun manusia laRi kematian, dan beRlindung di dalam benteng yang kOkOh, ia tidak akan mampu menOlak kematian. Allah beRfiRman:

ARtinya: “Di mana saja kamu beRada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kOkOh..” (QS. An Nisaa’/4:78).

Kemudian apa sebenaRnya yang akan teRjad setelah kematian? Apakah manusia setelah mati beRubah menjadi tanah dan selesai segala uRusan? Tidak! Akan tetapi, sesungguhnya ada kehidupan setelah kematian. Ada pembalasan teRhadap segala peRbuatan. Dan seluRuh manusia akan melihat hasil peRbuatannya. Jika peRbuatannya baik, hasilnyapun baik. Sebaliknya jika peRbuatannya buRuk, hasilnyapun buRuk.

ARtinya: “Dan sesungguhnya pada haRi kiamat sajalah disempuRnakan balasanmu.” (QS Ali ImRan/3 : 185).

Kita lihat kenyataan di dunia ini, keadilan tidak tegak dengan sebenaRnya! Memang di dunia ini sudah ada balasan, namun belum sempuRna. Demikian juga di alam kubuR, ada pembalasan, ada nikmat kubuR, ada siksa kubuR, namun itu juga belum sempuRna. Balasan yang sempuRna adalah setelah pengadilan agung pada haRi kiamat. Sudah siapkah kita menghadapinya? Siapkah kita mempeRtanggungjawabkan segala peRbuatan kita? SemOga kita selalu mendapatkan bimbingan Allah Ta’ala, meniti jalan yang luRus, hingga akhiR hayat kita.


أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

Jumat, 28 Desember 2012

[DOA] bacaan dan Rukun khatib jum’at

Tata caRa pelaksanaan shalat Jum’at, yaitu :
1. Khatib naik ke atas mimbaR setelah teRgelinciRnya matahaRi (waktu dzuhuR), kemudian membeRi salam dan duduk.
2. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhuR.
3. Khutbah peRtama: Khatib beRdiRi untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT seRta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian membeRikan nasehat kepada paRa jama’ah, mengingatkan meReka dengan suaRa yang lantang, menyampaikan peRintah dan laRangan Allah SWT dan RasulNya, mendOROng meReka untuk beRbuat kebajikan seRta menakut-nakuti meReka daRi beRbuat kebuRukan, dan mengingatkan meReka dengan janji-janji kebaikan seRta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta'ala. Kemudian duduk sebentaR
4. Khutbah kedua: Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah peRtama sampai selesai
5. Khatib kemudian tuRun daRi mimbaR. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan shalat. Kemudian memimpin shalat beRjama'ah dua Rakaat dengan mengeRaskan bacaan
Adapun Rukun khutbah Jumat paling tidak ada lima peRkaRa.
1. Rukun PeRtama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah peRtama atau khutbah kedua.
COntOh bacaan:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiRuhu wa na’uudzubillaahi min syuRuuRi anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW haRus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.
COntOh bacaan:
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma shOlli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah peRintah atau ajakan atau anjuRan untuk beRtakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menuRut Az-Zayadi, washiyat ini adalah peRintah untuk mengeRjakan peRintah Allah dan menjauhi laRangan-laRangan-Nya. Sedangkan menuRut Ibnu HajaR, cukup dengan ajakan untuk mengeRjakan peRintah Allah. Sedangkan menuRut AR-Ramli, washiyat itu haRus beRbentuk seRuan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiRi bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. Atau kalimat: “maRilah kita beRtaqwa dan menjadi hamba yang taat”.

Rabu, 26 Desember 2012

LARANGAN MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN DAN MENDENGARKAN RAHASIAH ORANG LAIN

oleh Herman Permana El-Hakiem pada 18 Maret 2012 pukul 18:04 ·
Bismilaahirohmanirrohim. 
  • Menurut Al-Qur'an
  • Allah Ta'ala berfirman " Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan orang lain " (QS. Al-Hujaraat, 49:12). 
  • Allah Ta'ala berifirman : "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata" (QS. Al-Ahzaab, 33:58).
  • Menurut Al-Hadist 
  • Dan Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda : " Jauhilah olehmu sekalian berprasangka itu karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan; serta janganlah kamu sekalian meraba-raba dan mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kamu sekalian saling berdebat, saling menghasud, saling membenci dan saling membelakangi; tetapi jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang diperintahkan kepadamu. Orang islam yang satu adalah saudara orang islam yang lain, ia tidak boleh menganiayanya, menghinanya dan mengejeknya. Taqwa itu berada di sini, takwa itu berada di sini" Beliau menunjuk ke arah dadanya, lantas bersabda: " Seorang itu cukup dianggap jahat bila ia mengejek saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain itu haram mengganggu darahnya, kehormatan dirinya dan harta bendanya. Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada keadaan tubuhmu dan tidak memandang kepada bentukmu serta juga tidak memandang kepada amal-amal perbuatanmu tetapi Allah memandang kepada hatimu". 
  • Dalam riwayat lain dikatakan: " Janganlah kamu sekalian saling menghasud, saling membenci, serta janganlah kamu meraba-raba kesalahan orang lain dan saling mengejekkan; tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara". 
  • Dalam riwayat lain dikatakan:" Janganlah kamu sekalian memutuskan tali persahabatan, saling membelakangi, saling membenci dan saling menghasud; tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara". 
  • Dalam riwayat lain dikatakan:" Janganlah kamu sekalian menawar barang untuk menjerumuskan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menjual barang dagangan dengan maksud untuk menjatuhkan sebagian yang lain" (Diriwayatkan oleh Muslim, tetapi sebagian besar juga diriwayatkan oleh Bukhari).
  • Hadist Yang lain
  • Dari Mu'awiyah ra. berkata: " Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya bila kamu selalu mencari-cari aib kaum muslimin maka berarti kamu akan menjatuhkan mereka, atau nyaris menjatuhkan mereka". (Riwayat Abu Daud). 
  • Dari Ibnu Mas'ud ra. Bahwasanya ada seseorang yang dihadapkan kepadanya kemudian dikatakan bahwa si Fulan itu jenggotnya masih meneteskan minuman keras, kemudian Ibnu Mas'ud berkata: "Sesungguhnya kami telah dilarang untuk mencari-cari kesalahan, tetapi kalau kami benar-benar mengetahui adanya sesuatu penyelewengan kami pasti akan menghukumnya". (Riwayat Abu Daud). 
Dikutif dari : Buku Terjemah Riyadhus Shalihin (Drs.Muslich Shabir,MA-Penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang)

Selasa, 18 Desember 2012

Alquran Online

Jumat, 14 Desember 2012

RISALAH TENTANG "SIHIR & PERDUKUNAN"

Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Hukum Sihir Dan Perdukunan.


Segala puji hanya kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam, yang tiada lagi Nabi sesudahnya.
Akhir-akhir ini banyak sekali tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib, dan mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak menyebar di berbagai negeri;
orang-orang awam yang tidak mengerti sudah banyak menjadi korban pemerasan mereka.
Maka atas dasar nasihat (loyalitas) kepada Allah Subhanahu wa T a’ala dan kepada hamba-hambaNya,
saya ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya terhadap Islam dan umat Islam adanya
ketergantungan keada selain Allah dan bahwa hal tersebut bertolak belakang dengan perintah Allah dan RasulNya.
Dengan memohon pertolongan Allah T a’ala saya katakan bahwa berobat dibolehkan menurut
kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah berusaha mendatangi dokter yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar untuk diperiksa apa penyakit yang dideritanya. Kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syara’, sebagaimana yang dikenal dalam ilmu kedokteran. Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran tawakkal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah T a’ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum diketahui. Akan tetapi Allah T a’ala tidak menjadikan penyembuhannya dari sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.
Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, karena sesuatu yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka, atau dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta pertolongan kepada jin-jin tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat.
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut :
"Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab ’Shahih Muslim’, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda : ’Barangsiapa mendatangi ’arraaf ’ (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."

Selasa, 11 Desember 2012

Kenapakah Fitnah Dajjal itu Bahaya Kepada Umat Islam ?



Dajjal seperti yang digambarkan di dalam hadis ialah seorang lelaki yang buta sebelah matanya dan tertulis di antara kedua matanya itu perkataan kafir. Mendengar fizikalnya seperti ini pasti ramai yang tertanya-tanya apakah bahayanya Dajjal kepada umat Islam ?
Bukankah semua orang pasti sudah tahu akan kesesatannya dan mengenal tanda-tandanya ?
Jawapannya ialah ramai orang sebenarnya jahil dan memandang rendah kepada fitnah Dajjal serta tidak mengetahui betapa bahayanya Dajjal kepada manusia dan tidak pula bersiap sedia untuk menghadapi kebangkitan dan fitnahnya.
Fitnah Dajjal disebut oleh nabi salallahualaihiwassalam sebagai fitnah yang terbesar akan menimpa manusia. Rasulullah salallahualaihiwassalam pernah bersabda (yang bermaksud) : “Sejak penciptaan Adam sehinggalah terjadinya kiamat tidak ada perkara lain yang lebih besar dari Dajjal.” (Hadis riwayat Muslim)
Di dalam riwayat yang lain, Abdullah Ibn Umar ra berkata rasulullah salallahualaihiwassalam bersabda : “Aku sungguh-sungguh berwasiat agar kamu semua berhati-hati terhadapnya. Tidak ada seorang nabi pun yang tidak memperingatkan kaumnya tentang bahaya Dajjal namun aku akan memberitahu kalian tentang sesuatu yang tidak pernah diberitahu oleh seorang nabi pun sebelumku kepada kaumnya iaitu bahawa Dajjal itu buta sebelah matanya dan Allah itu tidaklah buta sebelah mata. (Hadis riwayat Bukhari)

Berapa ramai orang yang membaca hadis-hadis seperti ini tetapi mereka melaluinya seperti tidak mendapati apa-apa bahaya dan merasa terancam olehnya. Kata mereka sudah banyak orang yang mengaku nabi sejak dari zaman awal Islam. Sudah ramai tokoh-tokoh palsu, ajaran sesat dan kepala pendusta agama yang membawa ajaran ganjil ini yang telah berjaya dihapuskan dan beranggapan Dajjal ini akan muncul seperti golongan sesat, ahli bid’ah dan golongan menyeleweng yang lain serta berada sebaris dengan tokoh-tokoh pemalsu agama seperti Ayah Pin, Qadiani dan nabi palsu lainnya.

Senin, 03 Desember 2012

TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi

Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan ‘aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan dengan cara yang amat kotor dan menjijikkan, seperti cara-cara orang sekarang ini; dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk Menundukkan Pandangan.

Sasaran utama dari disyari’atkannya pernikahan dalam Islam di antaranya adalah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur. Islam memandang pernikahan dan pem-bentukan keluarga sebagai sarana efektif untuk me-melihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.”[1]

3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami

Dalam Al-Qur-an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya thalaq (perceraian), jika suami isteri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam ayat berikut:

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلَّا أَنْ يَخَافَا أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا ۚ وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More