Oleh :Syaikh Abdullah
bin Abdurrahman Al-Jibrin
Setan dari Kalangan Jin dan Manusia
Ajakan Kepada Syirik, Kekufuran, Kesesatan dan Keyakinan
Menyimpang
Ajakan Kepada Perbuatan Maksiat dan Dosa-dosa yang Besar
Maupun yang Kecil
1. Menenggak Minuman Keras
2- Mendengarkan Alat-alat Musik dan Lagu
4- Eksploitasi Kaum Wanita
6- Ajakan Kepada Penyimpangan dan Kesesatan
7- Promosi-promosi T erselubung
8- Bergaul Dengan Anak-anak Nakal
MUKADDIMAH
Sesungguhnya segala puji bagi
Allah semata, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat kepada-Nya. Kami
berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami.
Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, niscaya tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan
barangsiapa disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk. Saya
bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan
aku bersaksi bahwa Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat
dan salam semoga tercurah atas beliau, atas keluarga dan segenap sahabat beliau serta orang-orang
yang mengikuti petunjuk beliau sampai hari Kemudian kelak. Amma ba’du:
Allah T a’ala berfirman:
"Alif laaf miim. Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
menge-tahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang
dusta." (Al-Ankabut: 1-3)
Rasulullah shallallahu ’alaihi
wasallam telah mengabarkan kepada kita semua tentang fitnah-fitnah (malapetaka) yang bakal terjadi.
Dan juga menjelaskan jalan selamat darinya, yaitu berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah
Rasul-Nya. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu menuturkan bahwa ia mendengar
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
"Ketahuilah bahwasanya bakal
terjadi fitnah-fitnah (malapetaka)!" Kami bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya wahai Rasulullah?"
Beliau bersabda: "Berpegang te guh dengan Kitabullah, sebab di dalamnya disebutkan sejarah
orang-orang sebelum kalian, dan khabar tentang yang akan datang setelah kalian, dan di dalamnya
juga ter dapat hukum terhadap perselisihan di antara kalian. Ia adalah pemisah antara hak dan bathil,
dan sekali-kali bukanlah senda gurau. Barangsiapa mening-galkannya karena keangkuhan, niscaya Allah
akan membinasakannya. Dan barangsiapa mencari petunjuk dari selainnya, niscaya Allah akan
menye-satkannya. Ia adalah tali Allah yang kokoh. Dan ia adalah bacaan yang penuh hikmah. Dan ia
adalah jalan Allah yang lurus." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Pada hari ini kita berada dalam
kancah pepe-rangan melawan fitnah (cobaan dan godaan) yang sangat besar . Fitnah bagaikan potongan
malam kelam. Harta adalah fitnah (cobaan), anak-anak adalah fitnah (coba-an), wanita adalah fitnah
(godaan), bercampur baur dengan orang-orang kafir dan munafik adalah fitnah (bencana), ajakan kepada
kebatilan dan menjauhi kebe-naran adalah fitnah (malapetaka), teman pergaulan yang jahat adalah
fitnah (bencana), seruan kepada perkara sia-sia, sesat dan batil adalah fitnah (bencana). Dan masih banyak lagi
yang lain.
Ketika seorang insan jatuh
terperosok ke dalam bahaya dan musibah, maka dihadapannya ada dua pi-lihan:
[1.] Ia segera mencari
jalan-jalan keselamatan dan ber-usaha mengeluarkan diri dari musibah tersebut hingga ia bisa selamat.
Tidak syak lagi hal ini meru-pakan keharusan yang harus ditempuh bagi orang yang berakal.
Atau ia hanya bisa pasrah menerima dan membiarkan dirinya binasa. Ini adalah
tindakan orang bodoh yang pasrah dan tidak mencari jalan selamat.
Fitnah-fitnah sudah begitu banyak
pada zaman sekarang ini. Gelombangnya sudah saling berbenturan dengan berbagai bentuk kejahatan.
Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati darinya dengan sungguh-sungguh berpegang teguh
kepada Kitabullah dan Sun-nah Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.
Dan hendaknya ia juga waspada
agar tidak men-jadi penebar fitnah (bencana) atau mendatangi atau condong kepadanya, sehingga ia
terjebak di dalamnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
"Bakal terjadi fitnah
(pertumpahan darah), orang yang duduk ketika itu lebih baik daripada orang yang berdiri, yang berdiri lebih baik
daripada orang yang berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari. Dan barangsiapa
melibatkan diri ke dalamnya niscaya ia akan terser et ke dalamnya."
(Muttafaq ’alaih)
Kita semua, baik rakyat maupun penguasa,
ulama maupun orang awam, hendaknya saling bahu membahu memadamkan api fitnah
dengan berbagai corak terse-but. Dengan cara yang penuh hikmah dan nasihat yang baik. Jika hal
itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan sangat berbahaya dan kesudahannya akan sangat
menyakitkan. Allah berfirman:
"Dan peliharalah dirimu dari
pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (Al-Anfal: 25)
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa
dunia ini ada-lah batu ujian dan cobaan. Allah berfirman:
"Agar Dia menguji siapakah
di antara kamu yang lebih baik amalnya." (Huud: 7)
Dan bahwasanya kampung akhirat
adalah tempat tinggal yang abadi. Orang yang berbahagia adalah yang diselamatkan Allah dari
fitnah-fitnah (bencana-bencana). Dan orang yang celaka adalah yang terseret ke dalam-nya dan menjadi
penyeru kepadanya. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita semua.
Risalah yang sederhana ini
menyebutkan dengan ringkas beberapa fitnah-fitnah yang banyak bersebaran pada zaman sekarang ini dan
banyak menimpa kaum muslimin. Mudah-mudahan bermanfaat bagi orang yang ingin memetik faidah dan
menjadi peringatan bagi para pencari ibrah (pelajaran). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
MAKNA FITNAH
Fitnah adalah cobaan dan ujian.
Dosa syirik disebut fitnah dan
kekufuran juga dise-but fitnah. Allah berfirman dalam kitab-Nya:
"Dan perangilah mereka itu,
sehingga tidak ada fitnah lagi." (Al-Baqarah: 193)
Yaitu sehingga tidak ada lagi
syirik dan kekufuran.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
"Kalau (Y atsrib) diserang
dari se gala penjuru, ke-mudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka
mengerjakannya." (Al-Ahzab: 14)
Namun istilah fitnah lebih banyak
diucapkan un-tuk sesuatu berupa bala dan cobaan yang kerap kali memperdaya dan menyimpangkan
banyak orang dari jalan yang lurus. Sementara mereka tidak mampu mengatasinya, akhirnya mereka
larut bersama bala dan cobaan tersebut. Itulah cobaan dan bala yang
menye-satkan yang sangat
dikhawatirkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam atas umatnya. Dalam sebuah hadits shahih beliau
bersabda:
"Menjelang hari Kiamat nanti
bakal terjadi fitnah-fitnah seperti potongan malam kelam. P ada saat itu seseorang beriman pada pagi hari
dan menjadi kafir pada sor e harinya, beriman pada sor e hari dan menjadi kafir pada pagi harinya.
Ia menjual agamanya dengan materi dunia." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Maknanya apabila fitnah tersebut
telah menimpa seseorang, ia akan terpedaya dan selanjutnya sesat serta menyimpang dari kebenaran
dan petunjuk, ia menjual agamanya dengan materi dunia!
Fitnah-fitnah seperti ini telah
banyak kita saksikan pada hari ini. Oleh karena itu yang dapat bertahan dan sabar dalam menghadapinya
hanyalah orang-orang yang diteguhkan Allah dan diberi-Nya karunia ilmu dan pengetahuan./
SETAN-SETAN DARI KALANGAN JIN DAN MANUSIA
Setan telah meyakini bahwa
dirinya telah binasa. Bahwa ia termasuk penduduk Neraka. Dan ia pasti masuk ke dalamnya tanpa dapat
menghindar sama sekali. Oleh karena itu ia berusaha menyesatkan bani Adam agar mereka bisa masuk
bersama-sama ke dalam Neraka. Bahkan setan bersumpah untuk melakukan tekadnya itu. Allah T
a’ala berfirman:
"Iblis menjawab: "Demi
kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di
antara mereka." (Shad: 82-83)
Allah juga mengabarkan bahwa di
kalangan manu-sia juga ada yang berperan sebagai setan. Allah T a’ala berfirman:
Dan demikianlah Kami jadikan bagi
tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis)
jin." (Al-An’am: 112)
Cobalah perhatikan, Allah T a’ala
mendahulukan penyebutan setan dari jenis manusia sebelum penye-butan setan dari jenis jin!
Sebab setan jenis manusia itulah yang mengajak kepada apa yang diserukan oleh setan jenis jin.
Mereka mengajak kepada kekufuran, bid’ah dan maksiat, yang mana hal itu merupakan seruan setan. Alim
ulama menjelaskan bahwa setan senantiasa mengajak manusia kepada perbuatan dosa, mulai dari dosa
yang paling besar sampai dosa yang kecil. Ibnul Qayyim menyebutkan dalam kitab Al-Bada’iul F awaaid
di akhir juz kedua sebagai berikut: "Sesungguhnya setan mengajak manusia kepada enam perkara. Ia
baru melangkah kepada perkara kedua bila perkara pertama tidak berhasil dilakukannya.
1. 2. Mengajaknya berbuat syirik
dan kekufuran. Jika hal ini berhasil dilakukannya berarti setan telah menang dan tidak sibuk lagi
dengannya.
Jika tidak berhasil, setan akan
mengajaknya berbuat bid’ah. Jika sudah terjerumus ke dalamnya, maka setan akan membuat bid’ah
itu indah di matanya hingga dia rela dan setan pun membuatnya puas dengan bid’ah itu.
Jika tidak berhasil juga, setan
akan menjerumuskan-nya ke dalam dosa-dosa besar .
Jika tidak berhasil, setan akan
menjerumuskannya ke dalam dosa-dosa kecil.
Jika ternyata tidak berhasil
juga, setan akan menyi-bukkannya dengan perkara-perkara mubah hingga ia lupa beribadah.
Jika tidak mempan juga, setan
akan membuainya dengan perkara-perkara kurang penting hingga ia abaikan perkara-perkara
terpenting.
Jika gagal juga, maka setan akan
melakukan tipu daya terakhir , jarang orang yang selamat darinya hingga para nabi dan rasul
sekalipun. Y aitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orang-orang yang
berpegang teguh de-ngan agamanya.
Oleh sebab itu kita temui
setan-setan jenis manu-sia ada juga yang menyeru kepada kekufuran, syirik, mengajak orang berbuat dosa, baik
dosa besar maupun dosa kecil. Jika tidak mampu, mereka akan membuat orang lalai dengan
perkara-perkara mubah. Jika masih juga gagal, maka mereka memalingkan orang dari amal yang terpenting
kepada amal yang kurang penting. Jika ternyata gagal, maka tidak ada jalan lain kecuali mengganggu
dengan lisan, dengan tangan atau dengan gangguan model apa saja!
Maka seorang insan seharusnya
tetap waspada dan menjauhkan diri dari setan-setan baik dari jenis jin maupun manusia.
JENIS-JENIS FITNAH
Hendaknya setiap muslim harus
mengetahui jenis-jenis fitnah, agar ia dapat berjalan di atas ilmu dan keterangan yang nyata, dan hingga
ia tidak terkicuh, terutama bagi para pemuda. Sebab jika Allah tidak memberinya akal yang cemerlang
dan sikap santun serta pemahaman dan pengetahuan yang cukup mengenai fitnah ini, niscaya
banyak di antara mereka yang terkicuh dengan tipu daya setan. Dengan mudah ia akan mengikuti setiap
ajakan setan. Maka dari itu, kita harus menyebutkan beberapa bentuk dan beberapa jenis fitnah pada
zaman sekarang ini. Sebagaimana yang dimaklumi bersama, bahwa juru fitnah (kesesatan) tidak
terang-terangan mengajak orang kepadanya. Namun ia mengajak melalui corong-corongnya, para penyebar
dan para penyeru kepadanya. Merekalah yang disebut sebagai da’i-da’i penyebar kesesatan.
Fitnah ada dua jenis:
Pertama: Penyeru kepada syirik,
kekufuran, kese-satan dan penyebar aqidah menyimpang.
Kedua: Penyeru kepada perbuatan
dosa dan mak-siat, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Akan kita sebutkan satu per satu
dengan ringkas dan gamblang supaya menjadi peringatan dan penje-lasan. Sebab sangat
disayangkan sekali risalah sederha-na ini tidak cukup memuat seluruhnya.
Jenis Pertama: Penyeru Kepada
Syirik, Kekufuran, Kesesatan dan
Penyebar Aqidah Menyimpang
Sesungguhnya merupakan fitnah
zaman sekarang adalah merebaknya ajakan kepada perbuatan syirik, kufur dan sesat serta menyebarnya
aqidah-aqidah yang menyimpang di mana-mana. Sudah barang tentu Allah I telah meletakkan fitrah
pada diri manusia untuk mengenal-Nya. Dan untuk mengakui-Nya
sebagai Rabb dan ilaah
(sesembahan). Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya:
"(T etaplah atas) fitrah
Allah yang telah mencip-takan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Ar-Rum:
30)
Rasulullah shallallahu ’alaihi
wasallam juga telah menegaskan hal itu dalam sabdanya:
"Setiap bayi terlahir dalam
keadaan fitrah (muslim muwahhid), namun kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Y ahudi, Nasrani
atau Majusi. Sebagaimana seekor hewan melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, adakah kamu
dapati cacat padanya." (Muttafaq ’alaih)
Dalam hadits ini Rasulullah
shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam keadaan yang
sem-purna, siap menerima kebaikan. Sekiranya ia dibiarkan begitu saja, niscaya ia dapat mengenali
Rabbnya. Ia akan mengetahui apa yang diperintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak
dibiarkan begitu saja. Ia dibebani tanggung jawab dan kewajiban. Akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Ada yang baik, yang akan menghidupkan fitrah dan nalurinya. Dan ada yang
buruk, yang membelokkannya dari aqidah yang benar, hingga terjerumus dalam aqidah-aqidah sesat. Faktor
berpengaruh tersebut bisa jadi dari orang tuanya sendiri dan bisa jadi dari guru atau orang lain.
Fitnah semacam ini bergerak
mengajak orang ke-pada kesesatan dan kemaksiatan. Dengan ajakan seperti ini dan dengan metode
yang penuh tipu daya tersebarlah berbagai macam kemaksiatan secara otomatis semakin banyak pula
orang-orang yang mempromosikannya. Coba lihat, betapa banyak penyeru kepada kekufuran,
kebatilan dan kesesatan.
Tidak syak lagi, bahwasanya siapa
saja yang meng-gandrungi sebuah keyakinan, menyenanginya dan mera-sa puas dengannya, pasti
senang bila keyakinan seperti itu semakin banyak penganutnya dan tersebar luas. Ia akan segera
menawarkan keyakinan itu kepada orang lain dan berusaha agar orang lain menyukainya dan memandangnya bagus.
T anpa ambil peduli dengan kesalahan dan kesesatan yang ada padanya. Sebagai contoh, kita
meyakini kesesatan kaum Nasrani, Y ahudi dan Majusi, siapa saja yang mempelajari dan mengetahui
keyakinan mereka pasti yakin bahwa mereka jauh dari kebenaran.
Walaupun begitu mereka meyakini
bahwa mereka berada di atas kebenaran. Oleh sebab itu mereka berusaha sekuat tenaga
menyebarkan keyakinan mereka melalui berbagai media. Dan menyebarkan juru-juru dakwah yang mereka
namakan missionaris, namun pada hakikatnya mereka adalah penginjil dan penyebar kesesatan. Mereka
ini adalah fitnah terbesar , yang mana mereka telah berhasil menyesatkan banyak orang. Hanya
orang-orang yang diselamatkan Allah Subhanahu wata’ala saja yang terhindar dari bahaya mereka
para missionaris dan penginjil itu. Allah Subhanahu waTa’ala menjadikan mereka sebagai batu
ujian dan cobaan bagi umat manusia. Namun di balik itu semua ada hikmah yang besar dan bukti yang
terang.
T erma suk fitnah yang tersebar
pada hari ini adalah ajakan-ajakan kepada aqidah yang sesat. Siapa saja yang meyakini sebuah aqidah
sesat, maka aqidah itu akan menjadi kepercayaannya. Ia akan menyeru kepada-nya dan mengangkat
juru-juru dakwah untuk menyebar-kannya. Dan rela mengeluarkan hartanya untuk itu sekalipun
aqidah itu batil dan jauh dari kebenaran. Namun setan membuta-tulikan
mata hatinya sehingga merasa
dirinyalah yang benar dan memandang salah orang-orang yang menyelisihinya.
Lihat saja, setiap ahli bid’ah
pasti mengajak orang kepada bid’ahnya. Sebagai contoh kaum Syi’ah Rafi-dhah, ajaran mereka telah
tersebar luas di beberapa negeri Islam. Padahal jika engkau menilik keyakinan mereka, pasti engkau
dapati sangat jauh dari kebenaran. Jika engkau membaca buku-buku mereka, pasti engkau akan
terhenyak kaget melihat kisah-kisah khurafat dan dusta bertebaran di sana-sini.
Walau demikian, mereka
bersungguh-sungguh dalam menyebarkan aqidah sesat tersebut. Bukan itu saja, bahkan mereka rela
mengeluarkan harta yang berlimpah demi menjerat orang-orang jahil dan bodoh ke dalamnya. Jarang orang
yang selamat jika sudah terperangkap jerat aqidah tersebut. W al ’Iyadzubillah
Setan menutup mata mereka
sehingga mereka merasa berada di pihak yang benar . Lalu mereka pun berusaha memperdaya orang lain
supaya meyakini merekalah golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil. T ernyata
banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu. Mereka
menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan ketawadhu’an namun di balik itu mereka berusaha
menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat. Fitnah kelompok Syi’ah Rafidhah ini sudah sedemikian
besar dan parah, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa T a’ala
semoga kaum muslimin terhindar dari
kejahatan dan bahaya mereka.
Selain itu banyak pula
kelompok-kelompok me-nyimpang lainnya. Misalnya kelompok Khawarij yang juga merupakan ancaman serius.
Mereka masih tetap bergentayangan di beberapa negeri. Yang membuat api fitnah semakin marak.
Demikian pula kaum sufi, kaum
ahli bid’ah yang mentakwil secara bathil sifat-sifat Allah. Mereka juga merupakan pemicu fitnah. Mereka
ini menyebar di ber-bagai belahan dunia. Dan masih banyak lagi kelompok-kelompok menyimpang
lainnya.
Maka sudah seyogyanya seorang
insan berpe-gang teguh kepada al-Haq dan benar-benar meyakininya. Dan benar-benar bersandar kepada
dalil-dalilnya. Serta menjauhkan diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut. Jangan
sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka. Sekalipun ia seorang yang berilmu. Sebab
keyakinan-keyakinan sesat itu ibarat racun dalam lemak. Kelihatannya enak, menarik minat untuk mema-kannya
namun di balik itu adalah racun mematikan.
Tujuan kami menyebutkan
oknum-oknum juru dakwah yang menyesatkan serta bid’ah-bid’ah mereka adalah sebagai peringatan bagi
setiap muslim dari bahaya mereka dan bahaya bid’ah yang mereka serukan. Dan supaya kaum muslimin
tidak bertumpu kepada mereka. Hendaklah selalu waspada dan berhati-hati terhadap setiap
orang yang mengajak kepada kekufuran, syirik, bid’ah dan kesesatan.
Jenis Kedua: Penyeru Kepada
Maksiat dan Dosa yang Besar Maupun Kecil
Oknum-oknum yang mengajak berbuat
maksiat dan dosa yang besar maupun kecil sangat banyak berke-liaran pada zaman sekarang
ini, semoga Allah Subhanahu wa T a’ala tidak memperbanyak jumlah mereka. Banyak sekali fitnah dan
musibah akibat kejahatan mereka. Mereka masuk ke mana-mana, di kalangan kaum Y ahudi terdapat
penyeru kepada maksiat, demikian pula halnya di kalangan kaum Nasrani, kaum musyrikin, kaum
mulhidin kaum komunis, bahkan di kalangan kaum muslimin dan lebih khusus lagi di kalangan Ahlus
Sunnah terdapat penyeru kepada maksiat. Demikian pula di kalangan kaum Syi’ah Rafidhah, Mu’tazilah
dan kelompok-kelompok bid’ah lainnya, di kalangan mereka terdapat penyeru kepada maksiat.
Penyeru kepada maksiat lebih
dominan daripada yang lain. Bencana yang mereka timbulkan juga lebih besar . Tidak ada jalan
alternatif lain bagi seorang mus-lim untuk menyelamatkan dirinya dari bencana tersebut kecuali dengan menyadari
bahwa Allah Subhanahu wa T a’ala telah mengha-ramkan segala perbuatan maksiat. Dan hendaknya
ia mengetahui bahwa oknum-oknum yang mengajak berbuat maksiat pada hakikatnya mengajak
supaya orang lain meniru mereka.
Tidak syak lagi, Allah Subhanahu
wa T a’ala telah menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram. Dan telah mene-tapkan
sanksi dan hukuman atas perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih. Di
samping itu Allah Subhanahu wa T a’ala menganjurkan hamba-Nya
berbuat taat dan berpegang teguh
dengannya serta selalu me-ngerjakan amal-amal kebaikan. Dan Dia
telah menjanji-kan pahala yang
besar bagi yang mengamalkannya. Namun meski demikian, oknum-oknum yang menggan-drungi
perbuatan dosa dan maksiat itu tetap ngotot menyebarkannya.
Jika hati bertanya, apa yang
mereka inginkan di balik maksiat dan dosa yang mereka sebarkan ke mana-mana? Bukankah mereka
mengetahui bahwa Allah telah mengharamkannya? Bukankah mereka juga menyadari bahwa Allah
Subhanahu wa T a’ala akan mengazab orang-orang yang berbuat maksiat?
Lalu apa yang mereka inginkan?
Jawabnya: Itulah fitnah dan bala
zaman sekarang! Allah Subhanahu wa T a’ala menguji hamba-hamba-Nya dengan fitnah
tersebut. Barangsiapa selamat berarti merekalah orang-orang yang dikehendaki baik oleh Allah
Subhanahu wa T a’ala. Barangsiapa binasa, maka merekalah orang-orang yang dikehendaki sesat oleh-Nya.
W al ’Iyadzubillah
Sebagai keterangan tentang fitnah
dan bahaya para penyeru kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh orang-orang yang
mengajak berbuat maksiat dan seruan yang mereka teriakkan.
Sehingga seorang muslim dapat
berjalan dengan penuh kewaspa-daan terhadap mereka dan pengaruh mereka. Kami akan menyebutkan
beberapa maksiat yang sudah umum dan merata di tengah-tengah umat. Menyinggung sekilas tentang
bahayanya dan tidak memerincinya lebih men-dalam. Sebab buku
kecil ini tidak cukup untuk
memuat-nya.
1-Menenggak Minuman Keras
Meminum minuman keras termasuk
fitnah (ke-mungkaran) besar yang banyak menimpa para pemuda Islam sekarang ini. Tidak hanya
sebatas menenggaknya saja, bahkan mereka juga mengajak orang lain kepada kemungkaran yang besar
ini. Setiap orang yang kecanduan minuman keras, pasti mengajak orang lain untuk mencicipinya.
Sebab ia sudah terlanjur sayang dan suka serta menggandrunginya, karena itulah ia ingin agar
semakin banyak orang yang mengikuti dan mem-bantunya. Sehingga tidak ada orang yang mencegahnya. Ia
akan berkata kepada orang yang mendakwahinya: "Mengapa Anda terlalu pelit terhadap diri
sendiri? Mengapa Anda tidak ikut bersenang-senang menikmati kelezatan ini?
Demikianlah ia terus merayu
sehingga orang-orang yang jahil akan terperosok ke dalam perbuatan maksiat itu! Dan bila sudah jatuh
ke dalamnya, ia akan terjerat sehingga sangat sulit untuk melepaskan diri. Jatuhlah ia ke dalam
kemungkaran yang besar, yaitu meminum minuman keras. Allah Subhanahu wa T a’ala berfirman:
"Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya (meminum) khamar , berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu men-dapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr (arak) dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Ma’idah: 90-91)
2-Mendengarkan Lagu dan Alat-alat
Musik
Termasuk fitnah (kemungkaran)
yang banyak ter-sebar pada zaman sekarang adalah mendengarkan nyanyian dan alat-alat musik.
Orang-orang yang kecan-duan alat-alat musik dan hobi mendengarkan musik, lagu dan sejenisnya suka
jika semakin banyak orang yang mempunyai kegemaran seperti mereka. Oleh sebab itu, pecandu
musik dan lagu tahu jika kita semua menentang mereka, maka kita
akan mengekang mereka,
menyusahkan dan merendahkan mereka. Sehingga dengan itu mereka akan rendah dan hina serta tidak dapat
memuaskan dirinya dan menampakkan serta mempromosikan kehendak syahwatnya.
Bilamana banyak orang-orang yang
mendukung mereka dan banyak pula orang-orang yang meniru, membantu dan mengikuti mereka,
maka dengan leluasa mereka membuka tempat-tempat hiburan, night club, music house, kafe-kafe,
diskotik-diskotik, tempat-tempat karaoke dan lainnya. Mereka pun mengajak orang lain ke tempat
itu. Pengaruh mereka terhadap orang-orang jahil adalah cobaan dan bala’. Dengan cobaan itu Allah
meneguhkan orang-orang yang berakal dan menyesat-kan orang-orang jahil dan menyimpang.
3-Mengisap Rokok
Mengisap rokok termasuk fitnah
(wabah) besar yang pada hari ini tidak ada satupun rumah yang selamat dari asapnya! Kecanduan mengisap
rokok telah melanda setiap lapisan baik orang dewasa maupun anak kecil, pria maupun wanita. Bukan
sebatas itu saja, ternyata banyak juga oknum-oknum yang menyeru kepada wa-bah rokok yang lebih
tepat disebut penyakit dan bala’!
Mengapa!
Sebab para perokok ingin agar
semakin banyak orang yang kecanduan rokok. Sehingga tidak ada lagi orang yang berusaha mencegahnya.
Ajakan para peng-isap rokok ini termasuk fitnah. Bila ia melihat seorang jahil, ia akan berusaha
mempengaruhinya supaya merokok. T ermasuk di antaranya beberapa orang yang terpengaruh merokok
melalui teman-temannya yang candu merokok. Ia terpengaruh dengan jumlah mereka yang banyak tanpa
melihat kepicikan dan kedangkalan akal dan faham para perokok itu.
Lama-kelamaan ia akan mengikuti
kebiasaan mereka. Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya Dia akan
melindungi serta menjauhkannya dari pergaulan anak-anak nakal tersebut.
Dan barangsiapa dipengaruhi
mere-ka, maka hendaklah berhati-hati dan waspada terhadap ajakan dan seruan mereka. Sebab bahaya ini
(bahaya mengisap rokok) telah merata di mana-mana dan telah meminta banyak korban.
4-Eksploitasi Kaum Wanita
T ermasuk dalam deretan fitnah
zaman sekarang adalah eksploitasi kaum wanita.
Rasulullah shallallahu ’alaihi
wasallam telah mengabarkan bahwa wanita itu adalah salah satu fitnah yang terbesar . Beliau bersabda:
"Berhati-hatilah dari godaan
dunia dan waspadai-lah rayuan kaum wanita, sebab fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah
fitnah wanita." (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ’alaihi
wasallam menyebut wanita sebagai fitnah (sumber godaan). Dan rasul juga telah mengabarkan bahwa bani
Israil tersesat karena fitnah (godaan) wanita.
Pada zaman sekarang ini
eksploitasi kaum wanita banyak tersebar di mana-mana. Mayoritas kaum hawa itu berani bersolek dan
menampakkan lekuk tubuh mereka di pasar dan di jalan-jalan. Memamerkan segala macam asesioris dan
perhiasannya.
Barangsiapa yang Allah kehendaki
terkena goda-an, maka ia akan menyorotkan matanya atau melirikkan pandangannya kepada
mereka (kaum wanita itu). Hing-ga dikhawatirkan ia akan terkena godaan daya tarik wanita itu dan
terpedaya lantas timbul syahwat terlarang yang mendorongnya berbuat apa yang diharamkan Allah
Subhanahu wa T a’ala, yaitu berzina! Atau pengantar kepada zina (seperti
berdua-duan tanpa mahram,
berpacaran dan lain-lain-pent). Memang, wanita adalah godaan yang paling besar!
T ermasuk di antaranya
eksploitasi kaum wanita melalui film-film. Ini merupakan musibah dan malape-taka besar .
Demikian pula foto-foto mereka di
majalah, koran-koran dan sampul barang-barang tertentu. Mereka sengaja memilih wanita-wanita
cantik agar menarik minat orang, khususnya para pemuda. Dan yang
lebih berbahaya lagi adalah
munculnya foto-foto mereka dalam keadaan bugil atau setengah bugil yang diproduksi dengan kamera-kamera
canggih dan ditebar dengan parabola. Nas‘alullah al-’afiyah wassalaamah
Tidak diragukan lagi hal itu
termasuk bencana ter-besar pada zaman sekarang ini. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh. Barangsiapa mensucikan dirinya, pandangannya tidak akan tertuju
kepada perkara haram itu. Dan tidak akan menuruti kehendak syahwat dalam hatinya kepada
wanita-wanita itu. Barangsiapa dipelihara dan dijaga oleh Allah Subhanahu wata’ala, niscaya Dia akan
menjauhkannya dari fitnah tersebut. Dan niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang
Allah Subhanahu wa T a’ala kehendaki kebaikan bagi diri mereka.
5-Fitnah Harta
T ermasuk fitnah pada zaman ini
adalah harta benda dunia yang banyak menguasai hati manusia.
Sehingga mereka lebih
mengutamakan dan mengedepankannya daripada menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa T a’ala. Mereka
tidak peduli dengan cara apa memperoleh harta benda itu, dengan yang
halal atau yang haram.
Ini termasuk bencana yang sudah
merata. Banyak juga oknum-oknum yang mengajak berbuat demikian.
Adapun faktor pendorongnya adalah
hawa nafsu yang diciptakan untuk selalu mencintai harta benda.
Akibat-nya, banyak sekali orang
yang terperosok ke dalam perbuatan haram. Pada hari ini banyak
ditemukan orang-orang yang
berbangga-bangga dengan harta yang ba-nyak. Allah Subhanahu wa
T a’ala berfirman:
"Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu." (At-T akatsur: 1)
"Dan mereka berkata:
"Kami lebih banyak mem-punyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan
diazab". (Saba’: 35)
Betapa banyak orang-orang yang
tergoda dengan harta benda dunia. Dan betapa banyak pula orang-orang yang bertanya-tanya
bagaimana si Fulan dapat mengum-pulkan harta sebanyak itu hingga ia menjadi orang kaya dan dapat
membangun istana-istana, memiliki ini dan itu di dalam dan luar negeri? Hingga ia pun
berangan-angan dan akhirnya condong kepada harta dunia.
Dan betapa banyak pula orang yang
terpedaya dengan cobaan harta ini. Mereka mengumpulkan harta tanpa peduli halal haram.
Akhirnya mereka terjerumus ke dalam praktek riba, penipuan, suap-menyuap, dan lainnya. Semua itu karena
ambisinya mengumpulkan harta. Sekalipun dengan cara mencuri,korupsi, mengge-lapkan harta
negara tanpa hak dan lain-lain. Maksudnya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbanyak dan
mengembangkan hartanya sehingga ia bisa seperti si Fulan dan si Fulan!!
Apabila telah memperoleh harta
yang banyak, maka mereka habiskan untuk berfoya-foya, memuaskan syahwat, mengenakan
pakaian-pakaian yang disukai, tanpa memperhatikan batas halal haramnya lagi.
Seperti memanjangkan pakaian melebihi
mata kaki (isbal), atau meniru pakaian orang kafir, berekreasi ke negeri-negeri Eropa
(baca:kafir), dan menyorotkan mata sesuka hati kepada perkara-perkara yang terlarang sebagai pemuas nafsu
binatang mereka.
Demikianlah musibah menjadi
bertambah besar . Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam telah menegaskan bahwa harta adalah
cobaan. Dan yang beliau takutkan atas kita adalah harta dunia yang dibentangkan dan gemerlap dunia
yang Allah Subhanahu wa T a’ala keluarkan bagi kita. Allah Subhanahu wa T a’ala berfirman:
"Sesungguhnya hartamu dan
anak-anakmu hanya-lah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar ." (At-T aghabun:
15)
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa T
a’ala jualah yang telah meng-anugerahkan harta benda tersebut.
Dan menjadi cobaan bagi hamba
yang menerimanya. Apakah ia tergelincir ke dalam perkara haram disebabkan harta itu? Apakah ia
membeli barang-barang terlarang karena tidak puas dengan yang dibolehkan? Ataukah ia gunakan
untuk memuaskan nafsunya sekalipun dengan perkara yang haram!?
Misalnya setiap kali bepergian ke
luar negeri, ia terjerumus ke dalam perkara haram, seperti meminum khamar, berzina, dan lainnya.
Itulah fitnah besar pada zaman sekarang ini. Kita memohon kepada Allah
Subhanahu wa T a’ala keselamatan
dari segala kejelekan.
6-Fitnah Ajakan Kepada Penyimpangan dan Kesesatan
T ermasuk fitnah pada zaman ini
adalah ajakan dan seruan kepada berbagai jenis penyimpangan dan kese-satan. Orang-orang yang
mengajak kepadanya berasal dari kalangan kaum kafir dan orang-orang fasik yang datang kepada kita
dengan gelar-gelar mentereng seperti guru besar, instruktur , insinyur, arsitek, doktor, orang pintar dan
sejenisnya. Orang-orang awam meng-gelari mereka dengan sebutan ’tenaga ahli’. Pada umum-nya
mereka adalah orang-orang yang membenci dan dengki kepada kita.
Sebab kita berpegang teguh dengan
aqidah salafiyah yang benar . Di samping kita juga memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah,
serta stabilitas keamanan yang tetap terjaga di negeri kita.
Sehingga kita hanya takut kepada
Allah Subhanahu wa T a’ala. Mereka dengki kepada kita dan berusaha menjerumuskan kita kepada
kehan-curan yang mereka alami. Maka mereka pun mengajak orang
berbuat seperti mereka, sekalipun
mereka tidak mengatakannya terang-terangan. Namun mereka men-contohkannya melalui
perbuatan untuk memperdaya kita. Mereka itulah juru fitnah yang terbesar!
Hendaklah kita selalu waspada
terhadap mereka. jangan sekali-kali memuliakan dan menghormati mereka, sebab sudah banyak orang
yang menjadi korban, yang akhirnya condong kepada mereka dan memuji-muji mereka.
Orang-orang yang kembali dari
negeri mereka pasti akan membenci kita. Membenci bapak-bapak dan pendahulunya. Melecehkan
ibadah-ibadah yang kita lakukan. Dan semakin tinggilah kedudukan orang-orang kafir dan fasik itu
dalam pandangan mereka.
Orang-orang itu mengatakan:
"Kalian hanya pan-dai beribadah saja! Kalian hanya memiliki buku-buku agama saja! Kalian tidak bisa
begini dan begitu! Semen-tara mereka berhasil menciptakan ini dan itu!
Maka setan pun memperdaya mereka,
sehingga orang-orang kafir itu dianggap lebih hebat daripada kita.
Lebih pintar, lebih maju ilmu
pengetahuannya, lebih kuat jasmaninya, lebih ahli dan lebih mahir daripada kita kaum muslimin.
Mereka benar-benar tidak tahu bahwa orang-orang kafir itu memang disegerakan bagi mereka
kenikmatan-kenikmatan di dunia. Mereka adalah orang-orang yang sibuk mengurus dunia serta meninggalkan
akhirat, sebagaimana yang digambarkan Allah Subhanahu wat a’ala dalam firman-Nya:
"Mereka hanya mengetahui
yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidup-an) akhirat adalah
lalai." (Ar-Rum: 7)
Wahai saudaraku, janganlah
sekali-kali engkau terpedaya dengan orang-orang seperti itu. Baik mereka mengajakmu dengan lisan ataupun
dengan perbuatan.
Misalnya seorang guru, ia
mengajak dengan ucap-annya, ia hiasi perkataannya sehingga untaian katanya menarik untuk didengar . Namun di
balik itu terdapat racun yang mematikan. Bahaya mereka sangat
besar . Hanya orang yang Allah
beri keteguhan serta ilmu yang dapat lolos dari mereka. Namun bagi yang lemah aqidahnya, ia pasti
terpedaya oleh mereka. Ia akan melatahi guru sesat tersebut. Atau minimal meyakini guru sesat itu
punya kelebihan, punya keahlian, punya pangkat dan kedudukan yang tinggi. Ia akan menyan-jungnya
mati-matian bahwa dia punya keahlian ini, punya kepandaian itu dan lain sebagainya. Lantas ia akan
mengikuti dan membenarkan seluruh ucapannya. Hing-ga ia terseret ke dalam ajakan guru sesat itu, maka
kejahatan dan kerusakan semakin meluas. Itulah salah satu malapetaka akhir zaman!
Demikian pula yang datang dengan
gelar insinyur, arsitektur, developer, instruktur dan lainnya yang berge-rak di bidangnya
masing-masing. Orang-orang jahil memuji mereka, dengan mengatakan:
"Mereka mengua-sai teknologi
yang tidak kita kuasai, mereka ahli dalam memproduksi barang-barang dan merancang bangunan. Dengan
demikian orang-orang jahil itu terpikat dan gan-drung kepada mereka. T anpa menyadari bahwa
mereka itu sebenarnya budak-budak dunia. Dan tanpa menya-dari juga bahwa mereka adalah orang kafir
dan fasik yang tidak pernah ke masjid, tidak pernah menunaikan shalat dan tidak pernah membaca
Al-Qur’an.
Seorang muslim yang celaka tanpa
terasa telah menyanjung-nyanjung mereka, terpedaya dengan mere-ka, memuji mereka dengan
sifat amanah, faham, kuat dan bertanggung jawab dalam menangani tugas.
Orang-orang jahil yang kepincut
dengan mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka melakukan hal itu untuk memperdaya orang
banyak, dan agar orang lain memuji mereka, sekalipun pekerjaan mereka seram-pangan.
Kita katakan kepada orang jahil
itu: "Apabila Anda mengagumi mereka, belajarlah baik-baik seperti mereka lalu terapkan! Dengan
catatan pelajarilah hal-hal yang bermanfaat saja dan hindarilah hal yang jelek-jelek. Sebab, bukankah Anda
telah mengetahui bahwa niat mereka jelek? Meskipun mereka dikaruniai ilmu pengetahuan
duniawi. Y ang tidak lain hanyalah kese-nangan yang memperdayakan.
7-Promosi-promosi T erselubung
T ermasuk fitnah pada hari ini
adalah promosi-promosi terselubung yang banyak disebarkan oleh orang-orang kafir dan fasik
melalui saluran-saluran komunikasi (program-program radio dan televisi), majalah, koran, buku dan
selebaran-selebaran. Orang-orang jahil kem-bali menjadi korban dengan mengkonsumsi barang-barang itu.
Mereka pun percaya dengannya, meyakini kebenarannya dan akhirnya terpedaya lantas mereka
sendiri pula yang menyiarkannya lewat program-program radio dan televisi. Mengagumi keyakinan dan
ibadah orang-orang kafir dan fasik itu, serta mengagumi karya-karya mereka, dan
menyebarkannya melalui tulisan-tulisan dan surat kabar serta mencantumkan di dalam-nya foto-foto hasil
produksi mereka.
Bahkan ada juga orang jahil yang
memuji-muji aga-ma mereka dan mencela dienul Islam. Melecehkan aqidah dan budaya kita tanpa kita
sadari.
Orang-orang awam melahap semua
itu melalui siaran-siaran radio yang mereka pancarkan dan buku-buku serta koran-koran yang
mereka sebarkan.
Hal ini merupakan bahaya besar
yang dapat me-nerkam setiap orang jahil yang tidak punya tameng ilmu untuk menangkis syubhat-syubhat
tersebut. Bisa saja hatinya terkena syubhat-syubhat itu. Lalu ia akan sulit melepaskan diri darinya.
Jika syubhat yang disebarkan oleh juru dakwah, kaum fasik dan orang-orang yang punya maksud jelek
serta para ahli bid’ah melalui siaran-siaran dan buku-buku ini menimpa seseorang maka tidak akan
selamat darinya kecuali orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup sehingga ia dapat
membantahnya dan menjelaskan kesesatan-kesesatan yang terdapat di dalamnya kepada orang lain.
8-Berteman Dengan Anak-anak Nakal
T ermasuk fitnah pada zaman ini
yang tidak kalah berbahaya adalah teman-teman yang nakal. Seorang insan bisa saja terpengaruh oleh
temannya, ayahnya, saudaranya atau sahabatnya. Sehingga ia berbuat seperti tingkah laku
teman-temannya itu. Sementara teman-temannya itu adalah anak-anak nakal yang selalu meng-ajaknya berbuat
maksiat dan menjauhkannya dari ketaatan. Jelas, berteman dengan anak-anak nakal ini merupakan
fitnah (bahaya) yang sangat besar .
Jalan yang harus ditempuh
seseorang untuk mele-paskan dirinya dari bahaya ini adalah senantiasa bersa-bar dan terus memperteguh
kesabarannya. Memegang teguh kebenaran walau bagaimana pun kondisinya. Hendaklah kamu
bersabar apabila teman sekelasmu atau kawan sekantormu seorang yang fasik dan suka berbuat maksiat,
lalu mengejekmu karena kamu meninggikan kain celanamu sementara ia musbil (mela-buhkannya hingga
melebihi mata kaki), atau menge-jekmu karena kamu memanjangkan jenggot sementara ia mencukurnya,
atau mengejekmu karena kamu bersi-kap zuhud, wara’, selalu menjaga shalat lima waktu
berjama’ah, tidak menonton film dan tidak mendengar-kan musik. Bahkan kadang kala ia mengajakmu untuk
meninggalkan ketaatan-ketaatan tersebut dan merayumu untuk menyertainya berbuat maksiat dan
kemungkaran. Jika demikian kondisinya, hendaklah kamu bersabar dan jangan sekali-kali terpedaya
dengannya. Semoga Allah Subhanahu wa T a’ala memberikan jalan keluar bagimu. Karena teman-teman
yang fasik itu -siapapun orangnya- memang sangat besar bahayanya, dia itu saudara, ayah,
anak, teman, guru atau yang lainnya.
Oleh sebab itu pula kamu harus
ekstra hati-hati karena ucapan mereka sangat besar pengaruhnya.
Se-orang insan yang diberi
karunia ilmu pengetahuan meyakini bahwa ia berada di atas kebenaran pasti
tidak akan terpedaya dan condong
kepada mereka./
BAGAIMANA SOLUSINYA?
Banyak sekali jalan keluar dari
fitnah dan kemung-karan yang menghadang kaum muslimin pada zaman ini yang tidak mungkin disebutkan
satu per satu di sini. Namun kita akan sebutkan satu di anta-ranya, yang merupakan solusi utama dan
asas dalam menanggulanginya. Siapa saja yang menemui jalan ini ia pasti termasuk orang-orang yang
selamat dengan izin Allah Subhanahu wa T a’ala.
Jalan itu adalah menuntut ilmu!
Ilmu merupakan jalan keselamatan
dari fitnah-fitnah tersebut. Y aitu ilmu yang benar sebagai faktor utama penjamin keselamatannya
dari fitnah. Setiap orang yang mendapat karunia ilmu maka ia berada di bawah naungan cahaya terang
yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui cara selamat dari kebinasaan.
Ilmu yang dimaksud di sini adalah
ma’rifatullah (mengenal Allah Subhanahu wa T a’ala dengan dalil-dalil), memahami
syariat-Nya, hak-hak-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-janji serta ancaman siksa-Nya. Pertama kali camkanlah
bahwa engkau adalah hamba Allah. Engkau tidak diciptakan-Nya
secara sia-sia. Ketahuilah bahwa
Dia-lah Rabb yang telah menciptakan engkau, dan Dia-lah yang mengatur engkau. Renungilah hal
itu dengan melihat tanda-tanda kebesaran-Nya baik yang tersirat maupun yang tersurat. Y akinilah
bahwa Dialah Allah yang mengatur dan memi-liki engkau, yang telah mencurahkan nikmat-nikmat-Nya
yang tiada terhingga kepada engkau.
Dan ketahuilah bahwa engkau
hanyalah seorang makhluk. Milik Sang Pencipta dan Pemberi rezeki.
Eng-kau sangat membutuhkan-Nya
setiap saat. Dan engkau telah menikmati nikmat-nikmat-Nya yang terus mengalir tanpa henti.
Lalu sadarilah bahwa Allah
Subhanahu wa T a’ala telah membebani engkau, yaitu dengan perintah dan larangan-Nya. Dia memerintahkan
dan mewajibkan engkau beribadah serta melarang dan memperingatkan engkau dari
perka-ra haram supaya dijauhi. Perkara-perkara di atas wajib engkau ketahui. Pelajari dan tekunilah
karena hal itu tidaklah sulit, bacalah Al-Qur’an dan kitab-kitab As-Sunnah seperti Shahih
Al-Bukhari, Muslim dan lainnya. Di sana pasti engkau dapati pelipur lara dan obat yang manjur untuk setiap
penyakit. Di sana juga engkau dapati kewa-jiban-kewajiban ibadah seperti shalat, thaharah
(bersuci), dan rukun-rukun Islam lainnya. Di dalamnya juga terdapat keterangan bahwa Allah Subhanahu wa T a’ala
menjelaskan perkara-perkara mubah yang boleh kita nikmati untuk menyam-bung hidup, dan juga
menjelaskan perkara-perkara haram dan sejenisnya.
Jika hal itu sudah engkau fahami,
maka selanjut-nya ketahuilah bahwa di sana ada pahala dan siksa.
Y aitu bilamana seorang hamba
menjaga kewajiban-kewajiban ibadah itu, niscaya Allah akan memberinya pahala. Demikian pula
bila ia menjauhi perkara haram semata-mata melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa T a’ala, ia
akan diberi oleh-Nya pahala yang besar . Dan sadarilah bahwa jika ia melakukan perkara haram itu atau
menganggapnya remeh (menganggapnya hal biasa sehingga dilanggar-nya), niscaya Allah
akan menyiksanya. Apabila ia meninggalkan kewajiban, maka Allah akan menyiksanya karena itu. Dan
siksaan itu ada yang disegerakan ada pula yang ditangguhkan, sebagaimana juga halnya pahala.
Bilamana semua itu telah engkau
resapi, apakah engkau masih berbuat durhaka kepada Allah? Apakah engkau masih bisa terkicuh lantas
berbuat maksiat? Maka dari itu, pelajarilah aqidah yang benar agar engkau tidak tertipu oleh
juru-juru dakwah yang sesat, para ahli bid’ah, mu’tazilah dan lainnya.
Ketahuilah bahwa aqidahmu akan
senatiasa lurus selama engkau mempelajari aqidah Ahlus Sunnah dan berpegang teguh dengannya.
Selanjutnya setelah engkau mengetahui perintah dan larangan Allah Subhanahu wa T a’ala, pahala dan
siksa-Nya, janganlah sekali-kali engkau terima ajakan yang membu-atmu malas beribadah dan
menjerumuskanmu ke dalam perbuatan haram. Anggaplah orang yang mengajak itu sebagai
juru-juru kesasatan dan fitnah, yang merupakan cobaan Allah Subhanahu wat a’ala terhadap orang-orang
jahil.
Mengetahui perkara-perkara
tersebut merupakan asas dalam meraih keselamatan. Demikianlah terapi yang sangat gampang dan mudah.
Dan alhamdulillah, di negara kita ini sarana dan prasarana menuntut ilmu mudah didapatkan.
Sarana-sarana itu sebagai
berikut:
Majlis-majlis ilmu
Banyak sekali majlis-majlis ilmu
yang diasuh oleh para alim ulama, mereka membacakan kitab-kitab ilmu di sela-sela waktu kosong.
Engkau dapat mempelajari aqidah, hukum, nasihat-nasihat dan ilmu-ilmu lainnya. Jangan terlalu
terpaku dengan pelajaranmu di sekolah atau madrasah yang hanya diperoleh dari guru saja. Karena
pada umumnya mereka juga tidak memberikan porsi materi pelajaran yang memadai.
Rajin bertanya
Banyak sekali ulama-ulama yang dapat
engkau hu-bungi melalui telepon ataupun bertatap muka langsung, supaya engkau dapat
memetik ilmu yang bermanfaat dan benar melalui mereka.
Buku-buku yang bermanfat
Banyak sekali buku-buku karangan
ahli ilmu yang telah dicetak dan direvisi. Sehingga terjaga keakuratan dan kevalidan
penisbatan buku-buku itu kepada penulis aslinya. Mereka adalah ulama pewaris nabi yang dapat dipegang
ucapannya. Sandaran mereka adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Engkau dapat memiliki buku-buku
terse-but dan dapat engkau baca dan telaah. Dan pergunakan-lah kitab-kitab syarah yang dapat
dipercaya dan steril dari bid’ah-bid’ah untuk membantu memahaminya. Dengan demikian aqidah dan ilmu
yang kamu miliki dapat terjaga dan tidak ternodai.
Janganlah engkau campur adukkan
ilmu yang be-nar dengan ilmu yang menyimpang. Sebab di sana ba-nyak sekali beredar buku-buku
ahli bid’ah, seperti buku-buku Syi’ah Rafidhah, Al-Asy’ariyah, Mu’tazilah dan lain-lain.
Buku-buku tersebut ciri-cirinya sangat jelas, cukup engkau kenali penulisnya, apakah ia seorang syi’i rafidhi
(penganut paham Syi’ah Rafidhah), atau seorang mu’tazili, asy’ari atau yang lainnya. Jauhilah buku-buku
mereka dan jangan sekali-kali engkau membacanya. Jika engkau tidak mengetahui buku yang harus
dibaca, tanyakanlah kepada para ulama, buku apa saja yang harus dibaca dan buku apa saja yang
harus dijauhi. Semoga engkau menjadi seorang yang alim tentang Dienullah, insya Allah. Dengan
jalur ilmu itulah engkau akan selamat dari segala fitnah dan kehancuran./
CAMKANLAH NASIHA T INI!
esungguhnya jalan keselamatan
hanyalah satu, yaitu jalan Allah yang lurus. Y ang telah Allah sebutkan dalam firman-Nya:
"Dan bahwa (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-K u yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya." (Al-An’am: 153)
T elah dinukil dari sebuah hadits
shahih bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menarik sebuah garis lurus, lalu
menarik garis-garis ke kanan dan ke kiri dari garis yang lurus itu. Kemudian beliau bersabda:
"Inilah (garis lurus) jalan
Allah, sementara garis-garis ke kanan dan ke kiri itu adalah jalan-jalan setan" , kemudian beliau
membaca ayat: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia;
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya." (HR. Ahmad dan Ad-Darimi)
Sebagian ulama mencontohkannya
dengan pelepah kurma yang menjulur hingga ke tanah. Sekiranya seekor serangga merayap naik
melalui batangnya, niscaya ia akan sampai ke atas dan dapat menikmati buah kurma yang diinginkannya,
artinya ia telah selamat sampai ke tujuan. Lain ceritanya jika ia naik melalui pelepah daun kurma yang
menjulur ke kanan dan ke kiri itu, baru saja ia mencoba merayap naik pasti sudah terjatuh. Batang
itulah jalan Allah, sementara pelepah daun kurma itu adalah jalan-jalan setan. Jalan Allah yang merupakan
shiratul mustaqim sangat jelas terlihat.
Sekarang ini kita berada pada
zaman serba asing, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dalam se-buah
hadits:
"Dienul Islam itu pada
mulanya asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana pada awalnya, maka Thuubaa (kebahagian/Surga
bernama thuu-baa) bagi para ghuraba’." (HR. Muslim)
Ada beberapa riwayat lainnya yang
menjelaskan pengertian ghuraba’ sebagai berikut: "Mereka adalah orang-orang yang memelihara
agamanya dari fitnah-fitnah." Setiap kali fitnah datang menimpa harta, diri dan agamanya, ia akan
menjauh menyelamatkan diri. Hingga agamanya tetap terjaga. Sebagaimana disebutkan Rasu-lullah
shallallahu ’alaihi wasallam dalam sebuah hadits:
"P ada akhir zaman nanti
sebaik-baik harta kalian adalah kambing-kambing yang digembalakannya di puncak-puncak bukit dan
tempat-tempat penggem-balaan, menjauhkan diri dari fitnah-fitnah demi menjaga agamanya."
Orang-orang yang menjaga
nilai-nilai agamanya merekalah yang disebut ghuraba’, dan merekalah yang mendapat doa dari Rasulullah
shallallahu ’alaihi wasallam: "Berbahagialah para ghuraba’!"
Seorang muslim hanya selamat
dengan memegang teguh nilai-nilai agamanya, ia harus mendahulukannya daripada yang
lain. Seperti yang disebutkan dalam hadits:
"Apabila datang
cobaan/fitnah menimpamu, maka korbankan hartamu. Jika tidak dapat diatasi
dengan harta, maka korbankanlah dirimu.
Jangan sekali-kali kamu korbankan agamamu!"
Camkanlah nasihat tersebut, kami
berharap semo-ga setiap muslim dapat mengembannya dengan sebaik-baiknya. Kita memohon
kepada Allah semoga Dia mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat, dan menjadikan kita orang-orang yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Kita berlindung
kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, doa yang tidak dikabulkan. Semoga
Allah Subhanahu wa T a’ala menunjukkan kebenaran kepada kita dan memberikan kekuatan bagi kita
untuk mengikuti-nya. Dan menampakkan kebatilan kepada kita serta memberikan petunjuk kepada kita
untuk menjauhinya. Tidak menjadikannya samar sehingga kita tersesat. Kita memohon kepada
Allah Subhanahu wa T a’ala semoga Dia mengokohkan agama ini yang merupakan pelindung segala urusan
kita, dan menghindarkan kita dari fitnah-fitnah yang nyata maupun terselebung. Sesungguhnya Dia
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Shalawat dan salam semoga tercurah atas junjungan kita
Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam, atas keluar-ga dan segenap
sahabat beliau.
Harap Cantumkan Dicopy dari :
Website “Y ayasan Al-Sofwa”
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan
(12610)
T elpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26
<a href="http://www .alsofwah.or .id">www .alsofwah.or
.id</a> ; E-mail: <a
href="mailto:info@alsofwah.or .id">info@alsofwah.or
.id</a>
Dilarang Keras Memperbanyak Buku ini untuk diperjual belikan !!!
KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar